belajar pragmatik

PRINSIP DALAM TINDAK TUTUR
Oleh: Imron Rosidi


            Berkomunikasi tidak selamanya berkaitan dengan masalah yang bersifat tekstual, tetapi juga interpersonal sehingga perlu disikapi sebagai sebuah fenomena pragmatik. Apabila sebagai retorika tekstual, pragmatik membutuhkan prinsip kerja sama. Sebagai retorika interpersonal, pragmatik membutuhkan prinsip kesopanan (Wijana,1996:56). Selanjutnya, apa yang dimaksud dengan prinsip keja sama dan sopan santun itu?
            Penutur dalam bertindak tutur berusaha agar semua yang disampaikannya dapat dengan mudah dipahami dan tidak merugikan mitra tutur untuk mencapai tujuan. Tujuan tersebut meliputi: (1) menyampaikan informasi, (2) meminta informasi, (3) memerintah, (4) menolak, (5) mengekspresikan perasaan, (6) mengangkat, (7) meminta perhatian, (8) menyampaikan permintaan, (9) meminta penegasan, (10) menunjukkan rasa solidaritas, dan (11) mengungkapkan terima kasih kepada mitra tuturnya. Untuk itu, penutur harus menaati aturan-aturan yang ada dalam sebuah tuturan. Aturan-aturan yang ada dalam sebuah tuturan oleh Grice (dalam Leech, 1993) disebut sebagai prinsip kerja sama dan prinsip sopan santun.
            Menurut Grice (dalam Leech, 1993) bahwa usahakan sumbangan informasi Anda sebatas yang diperlukan oleh mitra tutur Anda. Sumbangan informasi tersebut harus sesuai dengan konteks tempat terjadinya percakapan, tujuan percakapan, dan giliran percakapan yang terjadi. Pengejawantahan prinsip kerja sama tersebut dalam sebuah tuturan dijabarkan menjadi empat maksim tutur (conversational maxims).
            Keempat macam maksim tuturan Grice tersebut adalah sebagai berikut.
1. Maksim Kualitas (The maxim of Quality)
    Usahakan sumbangan informasi Anda benar.
    (a) Jangan mengatakan sesuatu yang Anda yakini salah!
    (b) Jangan mengatakan sesuatu yang tidak didukung oleh bukti-bukti yang kuat!
2. Maksim kuantitas (The maxim of Quality)
    (a) Usahakan sumbangan informasi Anda sesuai dengan kebutuhan mitra tutur.
    (b) Usahakan sumbangan informasi Anda tidak melebihi kebutuhan mitra tutur.
3. Maksim hubungan (The maxim of Relevance)
    Usahakan sumbangan informasi Anda tidak relevan dengan topik pembicaraan.
4. Maksim Tata Cara (The maxim of manner)
    Usahakan agar sumbangan informasi Anda itu mudah dimengerti, dalam arti:
    (a) hindari ketidakjelasan/keterbelit-belitan,
    (b) hindari ambiguitas (makna mendua),
    (c) harus singkat, dan
    (d) harus teratur.
            Di samping prinsip kerja sama, prinsip sopan santun juga harus diperhatikan dalam sebuah percakapan. Penggunaan prinsip sopan santun dimaksudkan agar dalam sebuah percakapan tidak ada yang saling dirugikan. Kedua belah pihak saling menghormati satu sama lain. Penggunaan prinsip sopan santur juga dimaksudkan untuk mempertimbangkan makna sebuah tuturan atau sebuah percakapan.
            Perwujudan prinsip sopan santun dalam sebuah percakapan dijabarkan menjadi enam maksim (Leech, 1993:206-207), yaitu:
1. Maksim kearifan (Tact maxim) (dalam ilokusi impositif dan komisif)
    a. Buatlah kerugian orang lain sekecil mungkin!
    b. Buatlah keuntungan orang lain sebesar mungkin!
2. Maksim Kedermawanan (Generosity maxim) (dalam ilokusi impositif dan komisif)
    a. Buatlah keuntungan diri sendiri sekecil mungkin!
    b. Buatlah kerugian diri sendiri sebesar mungkin!
3. Maksim Pujian (Approbation maxim) (dalam ilokusi-ilokusi ekspresi dan asertif)
    a. Kecamlah orang lain sedikit mungkin!
    b. Pujilah orang lain sebanyak mungkin!
4. Maksim Kerendahan Hati (Modesty maxim) (dalam ilokusi ekspresif dan asertif)
    a. Pujilah diri sendiri sesedikit mungkin!
    b. Kecamlah diri sendiri sebanyak mungkin!
5. Maksim Kesepakatan (Agreement maxim) (dalam ilokusi asertif)
    a. Usahakan agar ketidaksepakatan antara diri dan orang lain terjadi sesedikit mungkin
    b. Usahakan agar kesepakatan antara diri dengan orang lain terjadi sebanyak mungkin
6. Maksim Simpati (Simpathy maxim) ) (dalam ilokusi asertif)
    a. Kurangilah rasa antipati antara diri dengan orang lain hingga sekecil mungkin
    b. Tingkatkan rasa simpati sebanyak-banyaknya antara diri dan orang lain
            Penggunaan maksim tutur di atas penting dalam sebuah percakapan agar tujuan penutur melakukan komunikasi atau percakapan dengan mitra tutur, yaitu untuk (1) menyampaikan informasi, (2) meminta informasi, (3) memerintah, (4) menolak, (5) mengekspresikan, (6) menyangkal, (7) meminta perhatian, (8) menyampaikan permintaan, (9) meminta penegasan, (10) menunjukkan rasa solidaritas, dan (11) mengucapkan terima kasih, dapat lebih efektif dan efisien, rasional, dan terjadi kerja sama. Untuk itu, penutur dan mitra tutur dituntut untuk berbicara dengan sungguh-sungguh, benar, cukup, relevan, dan jelas pada saat memberikan informasi.

0 Response to "belajar pragmatik"

Posting Komentar