Belajar Sastra

AYO NULIS PUISI

Oleh: Imron Rosidi


            Setiap saya memberi tugas siswa untuk menulis puisi tidak ada satu pun siswa yang tidak bisa menyelesaikan. Siswa hanya berpikir bahwa puisi itu pokoknya ditulis per bait, bukan paragraf. Bahkan, siswa beranggapan bahwa puisi itu ditulis empat-empat per bait dan disusun ke bawah. Ya, mirip pantun gitu lho. Padahal, tidak sesederhana itu khan kalau menulis puisi yang baik.
            Puisi yang baik tentunya puisi yang bisa membuat pembaca berimajinasi. Untuk bisa menciptakan pembaca berimajinasi, penulis puisi hendaknya mampu memilih kata-kata yang dapat menimbulkan makna ganda, makna kias, dan makna khayal. Puisi yang baik adalah puisi yang dapat membuat pembaca bingung. Dia harus memeras keringat dulu sebelum dapat memahami secara utuh karena harus memparafrasekan dahulu, mengartikan setiap simbol yang ada, serta berinteraksi dengan setiap kata yang membangun puisi. Iso tha?
            Puisi yang baik kata sebagian ahli adalah puisi yang bernilai sastra, yang mengandung unsur keindahan dan memiliki nilai tertentu, misalnya nilai religius, moral, kultural, dan sosial. Terus, apakah puisi yang seperti ini hanya bisa ditulis oleh orang-orang yang sudah bergelar penyair saja? Tentunya tidak, Anda pun pasti bisa membuatnya, asal mau tentunya.
            Untuk bisa membuat puisi yang indah, cobalah dengan dengan menentukan tema terlebih dahulu. Tema yang dipilih misalnya keindahan alam, kehidupan para pemulung, atau hidup seorang patriot sejati. Lalu cobalah dengan merumuskan judul. Tapi ini tidak harus lho. Judul itu bisa dibuat sebelum, saat, atau setelah Anda menulis puisi, ya ... seperti halnya memberi nama pada seorang anak, bisa ditentukan sebelum buat anak, saat buat anak (wah ... jorok ya), atau mungkin setelah anaknya lahir.
            Selanjutnya, cobalah dengan mengumpulkan berbagai kata yang berhubungan dengan tema puisi Anda. Ingat, kata-kata itu ada yang bermakna lugas, ada pula yang berupa simbol-simbol, seperti binatang jalang, karang di lautan, ataupun teratai. Kata-kata yang sudah Anda kumpulkan jangan Anda biarkan begitu saja, nanti tidak jadi-jadi puisinya. Kata-kata itu selanjutnya Anda susun dalam bentuk baris dan bait. Penggunaan gaya bahasa juga perlu lho, itung-itung sebagai bumbu indahnya sebuah puisi.
            Ingat, puisi yang baik juga tidak lupa dengan memperhatikan rima (persamaan bunyi akhir) dan tipografi (bentuk), meskipun ini tidak mutlak untuk puisi baru. Tapi, Khairil Anwar saja masih memperhatikan. Coba perhatikan dalam puisi Aku /kalau sampai waktuku/ku mau tak seorang khan merayu/tidak juga kau/tak perlu seduh sedan itu/aku ini binatang jalang/dari kumpulan yang terbuang/ Ada rima aaaa bb pada puisi khairil, khayak syair aja.
            Prinsipnya, puisi yang bernilai sastra adalah puisi yang baik menurut pembacanya. Setuju?

0 Response to "Belajar Sastra"

Posting Komentar